(wolipop.com) |
Bulu binatang yang digunakannya bukanlah dari binatang hidup yang sengaja dibunuh untuk diambil bulunya. Jess memastikan bahwa bahwa bulu dari binatang tersebut diambil dari hewan yang sudah disembelih untuk dimakan, ataupun binatang yang sudah mati secara alami.
"Saya tidak pernah membunuh binatang untuk mendesain busana ini dan pihak kami tidak akan menerima apapun (binatang) yang telah dibunuh untuk tujuan mengubahnya menjadi sebuah fashion item. Apa yang saya lakukan adalah mengambil hewan-hewan ini yang sudah mati secara alami," ungkap Jess, seperti dikutip dari WolipopDetik.
"Setiap hari semua orang tentunya makan daging hewan. Pada hewan berbulu, biasanya bulu dan tulangnya hanya dibuang dan menjadi sampah. Daripada dibuang, bulu dan tulang ini bisa menjadi kreasi aksesori dan detail busana yang unik. Saya mengubah potongan sampah ini menjadi berbagai benda yang indah dan dapat dinikmati sampai bertahun-tahun" tambahnya.
Terinspirasi dari dunia dongeng dan buku-buku yang pernah dibaca di masa kecilnya, membuat perancang busana kontroversial itu meluncurkan karyanya yang cukup indah, namun mengerikan. Hasil karya Jess di bawah label Roadkill Couture ini pun akan dipamerkan di White Gallery, London.
Ia menampilkan busana pengantin yang dilengkapi dengan detail replika burung di bagian lehernya, hiasan kepala dari bulu burung, bolero bulu burung, dan sebuah gaun pengantin putih dengan bulu angsa yang dinamakan Swan Princess.
Yang lebih ekstrem dan mengerikannya lagi, Jess juga membuat kreasi kalung yang berasal dari tulang manusia. Tulang-tulang ini diperolehnya dari fakultas kesehatan di beberapa universitas. Dalam koleksi pertamanya di tahun 2011 silam, Jess membuat berbagai busana dari kulit tupai, bulu tikus, bahkan topi dengan telinga kuda buatan.
(wolipop)